Sabtu

Fase Menjelang Kelulusan

Semua orang tiba – tiba tampak absurd di
hadapanku. mereka tampak sibuk menjinjing tas mereka, memikul berat tanggung
jawab mereka dan berjalan tergesa – gesa dengan raut muka terlipat lipat seolah
olah dunia ini sudah terlalu renta dan menjelang kiamat. Sedangkan aku duduk
sendirian di bangku panjang yang lengang mengamati mereka dengan perasaan hari
yang gamang. Melihat mereka aku cukup tergoda untuk juga ikut dalam arus
mereka, sehingga aku kemudian berpikir untuk menyiapkan seribu langkah agar aku
dapat menyamai mereka. Namun, pikiran itu malah membuatku sangat kalut. tiba – tiba
pikiranku malah dijejali berbagai ide gila dan hal – hal negatif yang kemudian
segera kutepiskan cepat – cepat.

Kutinggalkan pemandangan mengenai orang – orang sibuk
itu. Aku kemudian beralih ke teman – teman ku yang sedang nongkrong di dalam
kantin kampus tercinta kami. Ya, memang betul bahwa sebagian teman – teman ku
juga adalah orang – orang sibuk seperti yang aku lihat, namun masih ada juga
teman – teman ku yang dengan polos nya bercanda dan masuk kuliah selayaknya
mahasiswa baru. Lalu siapakah aku?

Ternyata aku kurang lebih sama dengan kedua – duanya,
aku bergegas – gegas ingin cepat lulus sehingga aku sibuk dengan segala hal
yang berbau skripsi dan program – program yang ada di internet. Namun juga
seperti mahasiswa tengah tahun yang sedang suka – sukanya membolos dan tidak
menyadari tanggung jawab dirinya sendiri. Aku juga masih suka bercanda dengan
polos seinfantil teman – teman ku.

Terkadang aku ingin berlari cepat menyongsong
kelulusanku. Di lain pihak, aku takut lulus karena dengan begitu aku akan benar
– benar dianggap sebagai orang dewasa dengan hak dan kewajiban penuh. Mesti
bagaimanakah aku?

Aku harus menghadapi realita ini, berpijak di atas
bumi dengan kepotimisan, dan tentu saja – siap menantang dunia dengan aji ilmu
yang telah kudapatkan di masa – masa sekolah dan kuliahku. Namun mengapa aku
masih gamang ya? Apakah perasaaan ini adalah sesuatu yang normal terjadi di
tengah pergantian fase?

***

Menyadari umur yang kian bertambah dan raut muka
yang tidak dapat menipu lagi aku segera memutuskan langkah, begitu pun teman – teman
ku. Kenyataan sudah berbicara dan kami harus menjawabnya dengan bijak. Perasaan
– perasaan gamang mulai sirna seiring dengan pasir yang turun sedemikian cepat
dari bejana waktu yang mengalir.

* K C P C by H R S

Tidak ada komentar:

Posting Komentar